Ponorogo Menjelang Tahun 1486


Menjelang tahun 1486 nama ponorogo belum ada,walau eksistensi kerajaan wengker yang bernuansa budha sudah pudar.Beberapa kekuatan sisa kerajaan wengker dikordinir oleh seorang damang di kademangan Surukubeng/desa kutu.Ia adalah Suryangalam atau dengan sebutan Ki Ageng Kutu Suryangalam/Ki Ageng Kutu.

Kekuatan kademangan surukubeng berasal dari :
  1. Siman
  2. Gunung Loreng
  3. Gunung Pegat
  4. Sukosewu
  5. Golan

Orang kepercayaan ki Ageng Kutu bernama Ki Honggolono yang merupakan pimpinan desa Golan.Desa Golan letaknya berdekatan dengan desa mirah.desa mirah Disebelah timur sedangkan desa golan ada disebelah barat.Di desa mirah adalah kediaman Ki Ageng Mirah/Kyai Muslim yang sudah beragama Islam. Kedatangan Ki Ageng Mirah/Kyai Muslim lebih dahulu daripada R.Bathoro Katong.

Suatu saat terjadi peristiwa antara Desa Golan dan Desa Mirah.Peristiwa tersebut akhirnya menjadi legenda dan masih dipercaya kebenarannya hingga saat ini.Ketika Putri Ki Ageng Mirahyang bernama Siti Amirah yang akan dipersunting Oleh Putra Ki Honggolono yang bernama Jaka Lancur.Terjadi Peristiwa yang sangat tragis dan misterius.

Ketika rombongan calon mertua laki-laki dari desa Golan sudah hadir di rumah Kyai Muslim/Ki Ageng Mirah,dengan terpaksa pernikahan itu dibatalkan karena persyaratan yang belum lengkap sesuai kehendak Kyai Muslim/Ki Ageng Mirah.Akibat penolakan dari Kyai Muslim/Ki Ageng Mirah Putrinya yang akan dipersunting Jaka LancurTiba-tiba meninggal dunia.konon diguna-guna Oleh Ki honggolono.Melihat Kejadian Itu Jaka Lancur lalu bunuh diri menggunakan sebilah keris yang dimilikinya.

Batalnya pernikahan ini sebenarnya diawali karena perbedaan Agama.pihak perempuan beragama Islam sedangkan Pihak laki-laki beragama Budha.Kemarahan Ki Honggolono pun tak terbendung hingga mengucapkan kata-kata seolah-olah menjadi pantangan yang tidak dapat dilanggar oleh kedua desa tersebut.Beberapa pantangan itu adalah :
  1. Penduduk desa Mirah tidak berani menyimpan kawul/batang padi dan titen/kulit kedelai, karena mudah terbakar.
  2. Tidak berani menjalin pernikahan antara penduduk desa Golan Dan Desa Mirah.
  3. Penduduk desa Mirah bila membawa barang dari Desa Golan, sebelum keluar dari desa golan dia akan kebingungan tidak tau jalan mana munuju rumahnya.Dia akan memutar-mutar disitu.Demikian sebaliknya, bila benda itu tidak sengaja dibuang.
  4. Ada Sungai yang mengalir dari Desa Golan bertemu dengan Desa Mirah, Namun pertemuan air itu tidak dapat menyatu, nampak terpisah.
Peristiwa tersebut akhirnya berkepanjangan,sekarang tidak hanya menjadi perselisihan antara Ki Ageng Mirah Dengan Ki Honggolono secara pribadi saja.Perselisihan Itu berkembang menjadi antara warga Golan Dan Warga Desa Mirah.

Setelah Peristiwa itu berlalu Kyai Muslim/Ki Ageng Mirah bertemu dengan R. Bathoro Katong beserta R. Seloaji.Beliau berdua ternyata membawa misi yang sama yaitu akan menyebarkan agama Islam di bumi Wengker. Namun bagi Ki Ageng Mirah didalam hatinya terselip niat ingin mencari ayahnya yang bernama Ki Ageng Gribing.

Setelah Beliau Bertiga menyamakan dan menyatukan misi dan presepsinya lalu mereka memulai tugas mulianya untuk menyebarkan agama Islam di Bumi Wengker.sebelum memulai beliau terlebih dahulu melapor ke Demak untuk meminta petunjuk lebih jauh.

Sekian Dulu semoga tambah ilmu serta bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ponorogo Menjelang Tahun 1486"

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *