Berdirinya Kadipaten Panaraga hingga Bupati pertama Ponorogo


Wengker Site - Kadipaten Panaraga didirikan oleh R. Batoro Katong diawali pada tahun 1486.Pekerjaan ini mengemban tugas dari raja demak guna untuk menyebarkan agama islam karena warga bekas kerajaan wengker masih beragama budha.Setelah runtuh kerajaan wengker masih menyisahkan kekuatan di kademangan surukubeng di bawah naungan Ki Ageng Kutu Suryangalam.kelompok ini sangat menentang datangnya agama islam.


Dalam menyebarkan agama islam di bekas kerajaan wengker R. Batoro Katong didampingi oleh  R. Seloaji, Kyai Muslim ( Ki Ageng Mirah) dan 40 santri beserta keluarganya.Agama Islam masuk di bekas kerajaan wengker dengan sangat alot.Segala penolakan,tantangan dan puncaknya di akhiri dengan peperangan.

Sejak tahun 1486 banyak hal yang dialami oleh R. Batoro Katong, suka duka, asam manis siliih berganti dan memberikan banyak peninggalan-peninggalan dari peristiwa yang telah terjadi.Dari sinilah muncul nama-nama daerah seperti :

 Dengok , Ketika Ki ageng Kutu dikejar bersembunyi diantara tumbuhan pandan dan Begitu Ki Ageng Kutu menyembulkan kepalanya (ndengongok) diketahui oleh R. Katong cs.

Puh Gosong , Pohon keppuh yang digunakan untuk bersembunyi Ki Ageng Kutu dibakar oleh R. Seloaji dan gosong.

Bancangan, Tempat kejar mengejar dari kedua kelompok yang berselisih.

Gunung Jimat, Karena di tempat inilah jimat Ki Ageng Kutu hilang.

Belik Bacin, Jasad Ki Ageng Kutu tercebur kedalam belik/kolam dan kolam itu mengeluarkan bau bacin.

Sirah Keteng, Pada saat itu leher ki Ageng Kutu tertebas dari golok patih seloaji dan kepalanya putus kemudian masuk ke kolam (beji). Dari beji mengeluarkan bau seperti lateng/sejenis lumut.

Dloka, Tempat dimana jasad Ki Ageng Kutu nampak yang terakhir kemudian hilang bersamaan kawanan jin peri prayangan dibawah Nyai Korek.Kata Dloka sendiri berasal dari kata Delok-a (lihatlah) dari ucapan R. Katong kepada patih Seloaji kerena heran dengan Ki Ageng Kutu yang tadinya sudah mati sekarang nampak segar bugar dan utuh.
Baca juga :
Sebenarnya pada tahun 1486 baru merupakan pertama kali rombongan R. Batoro Katong menginjakkan kali di bumi ponorogo dan tempat ini akhirnya diberi nama Glegah Wangi karena disitu ditemukannya pohon glagah (bambu kecil) yang berbunga dan wangi. Tempat itu juga diberi nama Plampitan karena ditempat ini pula rombongan ini menggelar lampit untuk alas tidur.
Awal ketika membuka hutan rombonan ini bertemu dengan dua abdi dalem kerajaan Mojopahit yaitu Ki Joyodrana (yang telah menjadi makhluk halus) dan siap membantu R. Katong beserta rombongan.
Selesai membuka hutan, peristiwa tersebut ditandai dengan sengkalan memet yang berbentuk gambar.Gambar sengkalan tersebut terdiri :
  1. Gambar Orang bertapa, yang bermakna angka satu
  2. Gambar pohon beringin, yang bermakna angka empat
  3. Gambar burung garuda terbang , yang bermakna angka nol
  4. Gambar Gajah, yang bermakna angka delapan
Gambar-gambar tersebut menunjukkan angka tahun 1408 dan apabila dibaca dalam tahun masehi harus ditambah dengan 78 sehingga berbunyi 1486 Masehi.

Pemerintahan R. Katong secara resmi dimulai tahun 1496 yang ditandai dengan adanya angka tahun dalam aksara jawa terdapat pada batu untuk semedi. Batu itu terletak diantara gapura nomor dua dan gapura nomor tiga didepan makam R. Katong dengan ukuran 140 x 57 x 28 cm.

Atas perintah R. Patah, raja Demak R. Batoro Katong mendirikan kadipaten ponorogo.Kedua Beliau ini adalah putra Prabu Brawijaya V raja majapahit. R. Patah/Jaka Purba adalah putra Prabu Brawijaya V yang nomor 13.Nama kecil R. Batoro Katong ialah R. Jaka Piturun adalah putra Prabbu Brawijaya nomor 22.Total putra Prabu Brawijaya sendiri berjumlah 101.Aktifitas pendirian kadipaten ini dimulai setelah R. Katong menerima tiga pusaka Mojopahit berupa :
  1. Senjata Tombak (Kyai Tunggul Naga)
  2. Payung (Kyai Tunggul Wulung)
  3. Sabuk (Cinde Puspita)
Penyerahan ini dilakukan oleh abdi dalem mojopahit yaitu Ki Jayadipa dan Ki Jayadrana di Goa Sigala-gala.Ditempat itulah akhirnya dijadikan pusat pemerintahan untuk awalnya.

Nama ponorogo sendiri berasal dari kata Pranama Raga, yang akhirnya ucapan Pranama berubah menjadi Pana yang mempunyai arti mengerti dan raga yang mempunyai arti awak/badan.Jadi ponorogo mengandung maksud :

ORANG YANG DAPAT MENEMPATKAN DIRINYA TERHADAP ORANG LAIN.

Setelah kehidupan di kadipaten ponorogo berjalan dengan lancar dan teratur, Para santri dari Demak yang berjumlah 40 orang beserta keluarganya itu dipencar ke empat penjuru kadipaten Ponorogo.Pemencaran ini bertujuan untuk lebih mengekfektifkan penyebaran agama islam.

  • Wilayah Utara di dusun Tegal Pondok wilayah desa Kadipaten berjumlah 10 orang
  • Wilayah timur di dusun Asem Growong, Desa Japan. Disini kelompok santri mendirikan masjid
  • Wilayah Selatan ditempatkan di Dusun Pondok Desa Mrican juga berjumlah 10 orang. Lima dari sepuluh orang iini dipindahkan ke surukubeng.
  • Wilayah Barat ditempatkan di dusun Durisawo.Ditempat ini akhirnya muncul rintisan (cikal bakal) Perguruan Tinggi Agama Islam (STAIN) Ponorogo.

sekian dulu artikelnya bair gak jenuh bacanya..hehehe...kelanjutan artikelnya bisa baca disiniBerdirinya Kadipaten Panaraga hingga Bupati pertama Ponorogo Lanjutan)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Berdirinya Kadipaten Panaraga hingga Bupati pertama Ponorogo"

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *